Rabu, 25 April 2012

RENUNGAN: ANAK YANG BOROS


Lukas 15:11,12 - "Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka."


       Menanggapi tuduhan ahli Taurat dan orang Farisi terhadap pilihan Yesus untuk berteman dengan orang-orang berdosa, maka Ia mengatakan perumpamaan-perumpamaan mengenai domba yang hilang, uang perak yang hilang, dan anak yang boros, dan melalui itu memperlihatkan bahwa misi-Nya ke dunia ini bukan untuk menyengsarakan, menghukum dan menghancurkan, tetapi untuk memulihkan yang tersesat. Mereka ini memerlukan Juruselamat.
        Anak yang boros itu bukan seorang anak yang menurut, bukan yang suka menyenangkan ayahnya, tetapi yang menuruti jalannya sendiri. Simpati dan kasih lembut dari ayahnya disalahgunakan, dan semakin sabar, baik ayahnya bersikap, maka semakin gelisah anak itu jadinya. Ia mengira kebebasannya dibatasi, karena cita-cita kebebasannya itu adalah kebebasan yang liar, dan ketika ia sangat ingin bebas dari segala kekuasaan, ia lepas dari semua kekangan di rumah bapanya, dan dalam waktu singkat menghabiskan kekayaannya dengan kehidupan yang tak karuan. Bala kelaparan besar terjadi di mana ia tinggal, dan karena lapar ia nekat memakan makanan yang dimakan oleh babi.
        Setelah membuat keputusan ini, ia tidak berharap membuat dirinya sendiri dihormati. “Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia."
        Rumah tampak sebagaimana ketika ia tinggalkan; tetapi sungguh satu perbedaan terjadi dalam dirinya sendiri. sang ayah tidak memberinya kesempatan untuk berkata, “Jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.” Sambutan yang diterimanya meyakinkan dia bahwa ia dikembalikan pada kedudukannya sebagai anak.

RENUNGAN: DOMBA YANG HILANG


Matius 18:12 -  "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?"

      Dalam perumpamaan tentang gembala yang mencari domba yang tersesat, ada gambaran tentang kesabaran, ketekunan, dan kasih Allah yang besar. Saat merenungkan kasih Allah, hati kita dipenuhi dengan rasa syukur, pujian, dan ucapan terima kasih. Kita memuji Dia atas karunia tak ternilai, Anak Tunggal-Nya. Tidak ada binatang yang begitu tak berdaya dan kebingungan sebagaimana domba yang tersesat dari kawanannya. Jika si domba itu tidak dicari oleh gembala yang berbelas kasih, maka ia tidak akan pernah menemukan jalan kembali kepada kawanannya. Gembala itu harus menggendongnya sendiri, dan membawanya menuju kawanannya.
        Rencana keselamatan Kristus untuk semua bangsa. Ia berkata: “Aku menyerahkan hidup-Ku bagi domba. Dan domba lain yang Aku punyai, yang bukan dari kawanan ini: kepada mereka juga akan Kubawa, dan mereka akan mendengar suara-Ku; dan akan ada satu kawanan, dan satu gembala.”.
     Biarlah setiap jiwa yang kecil hati dan tidak percaya meneguhkan hati, meskipun individu itu telah melakukan yang jahat. Engkau tidak boleh berpikir bahwa barangkali Allah akan mengampuni pelanggaran-pelanggaranmu dan mengizinkanmu mendekati hadirat-Nya, tetapi kau harus ingat bahwa Allahlah yang telah membuat kemajuan itu, bahwa Ia telah datang mencarimu selagi kau masih memberontak terhadap Dia.
       Jika semangat dan antusiasme yang diperlukan untuk keberhasilan dalam pencapaian duniawi tidak diterapkan dalam usaha mencari keselamatan orang yang sesat, yang memiliki sasaran berlipat ganda memberkati dan membuat kita jadi berkat lalu apakah yang diterapkan? Melalui pertobatan kita secara pribadi ditempatkan dalam hubungan penting dengan Yesus Kristus, yang memberikan kita hikmat, kebenaran, penyucian, dan penebusan.

RENUNGAN: BAGAIMANA YESUS MENGAJARKAN KEBENARAN


Yohanes 17:3 - " Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."

       Jika Kristus menganggapnya perlu, Ia tentunya telah membuka misteri-misteri yang membuat penemuan-penemuan manusia menjadi tidak penting. Ia tentunya dapat menghadirkan fakta-fakta mengenai setiap permasalahan yang akan melampaui pertimbangan manusia, namun tidak menyimpang dari kebenaran. Ia bisa saja menyatakan yang belum diketahui, yang akan membuat imajinasi terbentang jauh dan menarik pemikiran generasi berikutnya kepada penutupan sejarah bumi. Ia bisa saja membuka pintu-pintu ke dalam misteri-misteri yang tidak dapat diungkapkan manusia. Ia bisa saja menghadirkan sebuah pohon pengetahuan yang bisa mereka petik dari zaman ke zaman; namun pekerjaan ini tidak penting bagi keselamatan jiwa mereka, dan pengetahuan tentang tabiat Allah itu diperlukan bagi kepentingan kekal mereka.
       Yesus, Tuhan kehidupan dan kemuliaan, datang untuk menanam pohon kehidupan bagi keluarga manusia dan untuk mengajak para anggota dari umat yang berdosa untuk makan dan dikenyangkan. Ia datang untuk menyatakan kepada mereka apa yang menjadi satu-satunya pengharapan mereka, satu-satunya kebahagiaan mereka, baik di dunia ini maupun di masa yang akan datang. Ia tidak akan mengizinkan apapun mengalihkan perhatian-Nya dari pekerjaan yang harus Ia lakukan.
       Yesus melihat bahwa orang-orang harus melekatkan pikiran mereka kepada Allah, agar mereka bisa mengenal karakter-Nya dan memperoleh kebenaran Kristus yang dikandung dalam hukum-Nya yang suci. Ia mengetahui perlunya semua orang dengan setia memantulkan tabiat Ilahi, agar mereka tidak tertipu oleh pemalsuan Setan, yang telah melemparkan bayangan mautnya melintang di jalan mereka, dan menggantikan pikiran mereka yang tertuju pada Allah dengan karakteristik jahatnya sendiri.

RENUNGAN: KEBUN ANGGUR TUHAN


Matius 21:33 - "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain."

       Satu gambaran tentang kebun anggur ini diberikan dalam Yesaya: “Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lubang tempat memeras anggur.”
      Gambaran ini melukiskan keuntungan dan kesempatan yang diberikan kepada bangsa Israel. Melalui Musa mereka menerima ajaran-ajaran dan perintah Ilahi. Allah memberikan mereka kekayaan dan kesejahteraan. Mereka memiliki semua keuntungan dunia dan rohani. Mereka dipagari oleh sepuluh hukum. Inilah yang membedakan Bangsa Israel dari setiap bangsa lainnya di muka bumi.
        Gereja adalah harta milik Allah yang istimewa, berharga di mata-Nya, dan dikasihi-Nya dengan kasih yang kekal. Si pengusaha membuat segala usaha agar kebun anggurnya mendapat perhatian yang terbaik. Tidak ada yang tidak dilakukan untuk membuat kebun anggur itu jadi satu kehormatan bagi si pemiliknya.
       Dengan api dan badai dan kematian, Ia yang Agung menebus umat-Nya, untuk memuliakan mereka sebagai para perwakilan-Nya yang istimewa. Ia mengeluarkan mereka dari negeri perbudakan. Ia memanggul mereka seolah di atas sayap burung elang dan membawa mereka kepada diri-Nya Sendiri, sehingga mereka boleh tinggal di bawah naungan Yang Mahatinggi. Kristus adalah pemimpin anak-anak Israel yang tak terlihat dalam pengembaraan mereka di padang belantara. Mereka menyaksikan pertunjukan paling ajaib dari kekuatan Allah ketika menyeberangi Laut Merah. Dan hari demi hari mereka berjalan di bawah tiang awan, simbol hadirat Ilahi.
      Dengan Pemimpin yang seperti itu, dengan pertunjukan kebesaran dan kekuatan-Nya seperti itu, anak-anak Israel seharusnya terilhami dengan iman dan keberanian untuk melangkah maju. Hanya dua dari mereka yang menyeberangi Laut Merah hidup sampai di tanah perjanjian.

RENUNGAN: PAKAIAN PESTA PERNIKAHAN


Matius 22:11 - " Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta."

        Dengan pertolongan Roh Kudus, pria dan wanita dapat bangkit dari keadaan biasa dan menjalani kehidupan yang murni dan suci. Mereka yang mengaku orang-orang percaya yang tidak melakukan ini, berbohong terhadap kebenaran....Mereka tidak memperlihatkan kekuatan mengubahkan yang terkandung dalam kebenaran itu, dalam perkataan dan tingkah laku. Bagaimanakah Tuhan bisa senang dengan mereka yang tidak membuat upaya untuk naik ke standar yang tinggi?
      Allah tidak meminta manusia untuk melepaskan segala sesuatu yang diperuntukkan demi kesehatan jiwa atau tubuh, tetapi Ia meminta mereka untuk melepaskan sifat buruk yang melemahkan dan merusak, yang bilamana dipelihara, akan meniadakan mereka dari surga. Ia meminta mereka, demi kebaikan saat ini dan demi masa kekal, untuk menanamkan kebajikan yang membawa kesehatan tubuh dan memperkuat jiwa. Pemikiran yang jernih dan kebiasaan yang baik diperlukan bagi kebahagiaan kita sebagai manusia dan sebagai orang-orang Kristen. Segala sesuatu dari tabiat yang merusak harus dikalahkan jika kita ingin melihat Raja dalam keindahan-Nya.
      Tuhan dapat dan akan membantu semua orang yang mencari bantuan-Nya dalam upaya menjadi suci dan bersih. Sudahkah usaha yang sungguh-sungguh dilakukan untuk mengalahkan kecenderungan alamiah melakukan yang salah, menaklukkan kebiasaan dan praktik yang menjadi bagian dari kehidupan sebelum menerima kebenaran? Apakah mereka yang mengaku mempercayai kebenaran, tetap tidak rapi dan tidak teratur dalam kehidupan sehari-hari, padahal mereka mengaku menerima Kristus? Jika demikian, mereka tidak sedang memperlihatkan pujian kepada Dia yang telah memanggil mereka keluar dari kegelapan. Mereka tidak mengenakan kebenaran Kristus.

RENUNGAN: BERAPAKALIKAH AKU HARUS MENGAMPUNI?


Matius 18:22 - "Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."

       Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: ‘Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?’ Yesus berkata kepadanya: ‘Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.’
        Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
        Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: ‘Bayar hutangmu!’ Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: ‘Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.’ Tetapi ia menolak.”.
        Perumpamaan ini dirancang untuk memperlihatkan roh kelemahlembutan dan belas kasih yang harus kita perlihatkan kepada orang lain. Pengampunan dari raja ini melambangkan pengampunan yang supernatural pengampunan Ilahi terhadap semua dosa. Kristus dilambangkan oleh raja yang, karena tergerak oleh belas kasih, membebaskan utang dari hambanya.
        Ketika si pengutang memohon penundaan dengan janji, “Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan,” hukumannya ditarik kembali; utangnya dibatalkan, dan ia segera diberikan kesempatan untuk meniru sang tuan yang telah membebaskan dia... namun ia yang mendapat kemurahan demikian besar memperlakukan sesamanya pekerja dalam cara yang berbeda sama sekali.
        Pelajaran yang harus dipetik adalah bahwa kita harus memiliki roh pengampunan sejati, sebagaimana Kristus mengampuni orang-orang berdosa, yang tak sanggup membayar utangnya yang begitu besar. Kita harus ingat bahwa Kristus telah membayar harga yang mahal untuk manusia yang berdosa, dan kita harus memperlakukan mereka sebagai harta milik Kristus yang telah dibeli.

RENUNGAN: PERNIKAHAN RAJA


Matius 22:2,3 -  "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang."

       Raja mengutus para suruhannya pertama kali kepada mereka yang disebut umat pilihannya. Tetapi mereka ini, yang sesungguhnya bermaksud memperoleh keuntungan duniawi, menyampaikan penolakan mereka dengan berkata, "mohon maklum aku tidak bisa hadir."
       Ketika golongan yang pertama dipanggil menolak undangan itu, raja mengutus para suruhannya ke jalan-jalan, di mana ditemukan mereka yang tidak begitu sibuk membeli dan menjual, menanam dan membangun.
       Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: ‘Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
       Ada orang-orang yang masuk untuk menikmati keistimewaan pesta kebenaran yang tidak makan daging dan minum darah Anak Allah. Mereka mengaku percaya dan mengajarkan Firman kepada orang lain, tetapi mereka melakukan yang tidak benar.
        Undangan yang ditolak oleh mereka yang pertama kali ditawarkan diberikan kepada golongan lain. Undangan itu diberikan kepada dunia kafir. Dan itulah kali pertama dinyatakan di “jalan-jalan”kepada mereka yang memiliki bagian aktif dalam pekerjaan dunia, kepada para pemimpin dan guru-guru di tengah umat manusia.
        Mereka yang memberikan pekabaran kemurahan terakhir kepada dunia berdosa hendaknya jangan melewatkan para pejabat. Hamba-hamba Allah harus mendekatinya sebagai mereka yang memiliki minat besar pada kesejahteraannya, dan kemudian memohon doa bagi mereka.
        Supaya kita tidak hanya memikirkan mereka yang besar dan punya keahlian, mengabaikan golongan yang lebih miskin, mereka yang berada dalam keadaan bersahaja, maka Kristus dalam perumpamaan tentang jamuan makan ini menyuruh para utusan-Nya untuk pergi juga kepada mereka yang ada di jalan-jalan, kepada orang miskin dan rendahan di dunia ini. Pekerjaan itu dilakukan untuk semua golongan

RENUNGAN: PERMATA YANG MAHAL


Matius 13:45,46 - "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

       Pada saat membandingkan kerajaan surga dengan sebuah permata, Kristus ingin menuntun setiap jiwa menghargai permata itu di atas segalanya. Kepemilikan permata itu, yang berarti memiliki Juruselamat pribadi, merupakan simbol kekayaan sejati. Itu adalah kekayaan di atas setiap harta di dunia.
       Kristus siap menerima semua orang yang datang kepada-Nya dalam ketulusan. Ia adalah pengharapan kita satu-satunya, Alfa dan Omega kita. Ia adalah kebenaran kita. Hanya dengan kekuatan-Nya hati kita dapat dipelihara. 
       Ketika orang-orang memperlihatkan diri tak menyukainya, tak mampu menghargai permata yang mahal itu; ketika mereka memperlakukan Allah dan orang lain dengan tidak jujur; ketika mereka mempertunjukkan bahwa buah yang mereka hasilkan adalah dari pohon terlarang, berhati-hatilah kalau tidak, bila bergaul dengan mereka, kau akan kehilangan hubungan dengan Allah.
       Kebenaran sebagaimana di dalam Yesus meluruskan kita dan menjaga kita tetap demikian. Kebenaran adalah jangkar jiwa, kokoh dan pasti. Tetapi kebenaran bukanlah kebenaran kepada mereka yang tidak menurutinya. Ketika pria dan wanita menyimpang dari prinsip-prinsip kebenaran, mereka selalu mengkhianati kepercayaan yang suci. Biarlah setiap jiwa, dalam pengaruh tindakan mana pun, memastikan bahwa kebenaran ditanamkan di dalam hati oleh kuasa Roh Allah. Kecuali ini dipastikan, mereka yang mengkhotbahkan Firman akan mengkhianati kepercayaan kudus. Para dokter akan merusakkan iman. Para pengacara, para hakim, para senator, akan jadi jahat, dan berserah pada penyuapan, akan membiarkan diri sendiri dibeli dan dijual. Mereka yang tidak berjalan dalam terang sebagaimana Kristus dalam terang adalah para pimpinan buta dari orang-orang buta, “Mereka itu awan tanpa kandungan air, terbawa angin; pohon-pohon yang buahnya layu, tanpa buah, dua kali mati, dicabut akarnya.”

RENUNGAN: POKOK ANGGUR DAN RANTING-RANTINGNYA


Yohanes 15:1 -  "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya"

       Pokok anggur seringkali digunakan sebagai simbol Israel, dan dari situlah pelajaran yang sekarang diberikan Kristus kepada para murid-Nya. Ia bisa saja menggunakan pohon palem yang indah untuk melambangkan diri-Nya. Pohon cedar yang megah dan tinggi sampai ke langit. Tetapi gantinya ini, Ia memilih pokok anggur, dengan sulur-sulurnya yang melekat, untuk melambangkan diri-Nya dan hubungan-Nya dengan para pengikut-Nya yang sejati.
       Di perbukitan Palestina Bapa surgawi kita menanam pokok anggur yang baik, dan Ia yang menjadi pengusahanya. Tidak memiliki bentuk yang luar biasa yang dalam pandangan pertama akan memberi kesan tentang nilainya. Kelihatan seperti akar yang keluar dari tanah kering, dan sepintas tidak terlalu menarik perhatian. Namun bila diperhatikan dengan baik, beberapa orang mengatakannya berasal dari surga. Warga Nazaret berdiri terpaku saat melihat keindahannya; tetapi ketika muncul pemikiran bahwa tanaman itu akan berdiri lebih semarak dan menarik perhatian daripada diri mereka sendiri, mereka berusaha mencabut tanaman itu, dan membuangnya ke dinding. Penduduk Yerusalem mengambil tanaman itu, dan merusaknya, dan menginjak-injaknya dengan kaki mereka yang tak suci. Yang ada dalam pikiran mereka adalah menghancurkannya selamanya. Tetapi Pengusaha surgawi tidak pernah memalingkan pandangan dari tanaman-Nya ini. Setelah orang-orang mengira mereka telah membunuh-Nya, Ia mengambilnya, dan menanamnya kembali di sisi lain dinding itu. Ia menyembunyikannya dari pemandangan dunia.
      Setiap ranting yang menghasilkan buah merupakan perlambangan hidup dari pokok anggur itu, karena memunculkan buah yang sama seperti pokok anggur itu. Setiap ranting akan memperlihatkan apakah ada kehidupan atau tidak; karena di mana ada kehidupan, di situ ada pertumbuhan. Ada komunikasi berkesinambungan dari pokok anggur yang memberi kehidupan, dan ini diperlihatkan oleh buah yang dikandung ranting-ranting itu. Sebagaimana cangkokan menerima kehidupan ketika dipersatukan dengan pokok anggur, begitu pula orang berdosa turut serta dalam sifat Ilahi ketika berhubungan dengan Kristus.

RENUNGAN: KATA-KATA YANG MEMIKAT


Yohanes 7:46 - "Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"

       Kristus selalu menggunakan bahasa paling sederhana, namun kata-kataNya diterima oleh pemikir teliti dan tak berprasangka, karena itu adalah katakata yang menguji hikmat mereka. Hal-hal rohani harus selalu dihadirkan dalam bahasa sederhana meskipun orang-orang terpelajar yang sedang dituju, karena orang-orang seperti itu biasanya masa bodoh dengan hal-hal rohani. Bahasa paling sederhana adalah yang paling mengesankan. Kata-kata Kristus, yang begitu menghibur dan menyenangkan kepada mereka yang mendengarkannya, adalah juga untuk kita sekarang ini.
       Kristus tidak merancang agar kata-kata-Nya tidak berarti. Ia sendiri tidak menulis apa pun; tetapi Roh Kudus membuat semua kata-kata dan perbuatan-Nya diingat oleh para murid-Nya, sehingga mereka dapat mencatatnya untuk kepentingan kita. Perintah Kristus diberikan dengan kejelasan yang hebat. Tidak seorang pun perlu salah memahaminya. Tetapi para ahli Taurat dan orang Farisi... salah tanggap dan salah menafsirkan kata-kata-Nya. Perkataan yang adalah roti hidup bagi jiwa-jiwa yang kelaparan merupakan kepahitan bagi para penguasa Yahudi.
       Dalam khotbah-Nya di atas bukit, Kristus berbicara seolah Ia mengetahui bahwa para ahli Taurat dan orang Farisi mempercayai Perjanjian Lama. Mereka sedang berkumpul, dan para murid duduk dekat Guru mereka yang terkasih. Di sana Kristus menyatakan, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Dengan katakata-Nya, Ia mengutuk formalisme dan kemunafikan mereka. Dan meskipun menunjuk langsung kepada mereka yang ada di hadapan-Nya, kata-kata ini juga berlaku kepada mereka yang hidup di zaman sekarang yang tidak melakukan kehendak Allah.

RENUNGAN: HAMBA YANG TIDAK SETIA


Matius 25:24,25 -  "Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!"

       Pelajaran dari perumpamaan ini sederhana. Semua karunia intelek atau harta yang dimiliki siapa pun telah dipercayakan kepadanya, itu semua adalah milik Tuhan, dan harus digunakan untuk kehormatan dan kemuliaan-Nya. Talenta itu harus digunakan untuk dikembangkan dan dipertambahkan, agar Tuhan dapat menerima hasil dari mereka. Tetapi Tuhan tidak menerima hasil dari banyak talenta; karena, seperti hamba yang tidak setia itu, mereka yang kepadanya telah dipercayakan talenta itu telah menempatkannya di tempat yang tidak dapat digunakan.
        Semua orang yang hatinya mementingkan diri akan mendengar godaan Setan dan akan bertindak seperti hamba yang tidak setia dan malas itu. Mereka akan menyembunyikan harta yang dipercayakan itu, tidak mau menggunakan talenta mereka untuk Tuhan. Mereka telah menabur sedikit, atau tidak sama sekali, dan mereka akan menuai sedikit. Lalu, mereka menyimpan ketidakpuasan dalam hati mereka, dan mengeluh bahwa Tuhan itu adalah Tuan yang kejam, sehingga mereka diperlakukan kejam dan tidak adil.
       Kini pekerjaan ini dilakukan oleh banyak orang yang mengaku mengenal Allah. Mereka berbicara dalam cara yang tidak puas dan mengeluhkan syarat-syarat Tuhan... mereka mengeluhkan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal menggunakan pengaruh atau harta mereka dalam pelayanan-Nya. Siapa pun itu, jika mereka yang Tuhan percayakan karunia-Nya, namun tidak melakukan yang terbaik terhadap anugerah-Nya, dan tidak menjadi berkat bagi sesama mereka manusia, maka mereka akan menerima amaran dari Tuhan: ‘Engkau hamba yang jahat dan malas. Engkau telah menerima karunia-Ku, tetapi engkau tidak menggunakannya... dan dengan jahat telah menyalahgambarkan Aku dan menuntun orang lain berpikir bahwa Aku kejam dan keras.’ “Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Pada hari itu, hamba-hamba yang tidak setia ini akan melihat kekeliruan mereka dan akan menyadari bahwa dengan sikap mementingkan diri menempatkan talenta di tempat dimana Tuhan tidak menerima pertambahannya, maka mereka tidak hanya kehilangan semua yang mereka miliki tetapi juga kehilangan harta yang kekal.

RENUNGAN: SUDAHKAH ENGKAU BERIKAN MINYAK PADA LAMPUMU?


Matius 25:1 - "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki."

       Meskipun lima dari gadis ini disebut sebagai yang bijak, dan lima yang bodoh, semuanya memiliki pelita. Mereka semua telah diyakinkan bahwa mereka harus bersiap-siap untuk kedatangan mempelai laki-laki, dan semua telah mengetahui tentang kebenaran. Tidak ada perbedaan nyata antara yang bijak dan yang bodoh sampai seruan terdengar, “Mempelai datang, songsonglah dia,” maka keadaan yang sesungguhnya kemudian terlihat. Yang bijak telah melakukan persiapan membawa minyak bersama mereka, jadi pelita mereka yang hampir padam dapat diisi lagi dengan minyak; namun yang bodoh tidak menyediakan cadangan, dan sekarang mereka memohon dengan sangat kepada mereka yang bijak. Mereka telah mengabaikan persiapan diri untuk menyambut mempelai laki-laki, dan sekarang berpaling kepada mereka yang sudah menyiapkan diri dengan minyak.
      Membaca perumpamaan ini seseorang akan mengasihani para gadis bodoh dan bertanya, Mengapa yang bijak tidak membagikan persediaan minyak mereka? Tetapi saat kita membuat penerapan rohani terhadap perumpamaan itu, kita bisa melihat alasannya. Tidak mungkin bagi mereka yang memiliki iman dan kasih karunia membagikan persediaan mereka dengan mereka yang tidak memilikinya. Tidak mungkin bagi mereka yang bersungguh-sungguh, menanamkan keuntungan ini kepada mereka yang tidak bersungguh-sungguh bekerja. Kesepuluh anak gadis itu tampil kelihatan siap menyambut mempelai laki-laki, namun ujian menunjukkan fakta bahwa lima orang tidak siap.
       Para gadis bodoh tidak melambangkan mereka yang munafik. Mereka menghargai kebenaran, mereka menganjurkan kebenaran, mereka bermaksud maju menyambut mempelai laki-laki. Mereka turut serta bersama mereka yang mempercayai kebenaran, dan pergi bersama mereka, memiliki pelita, yang melambangkan satu pengetahuan tentang kebenaran.
       Banyak orang yang sudah menerima kebenaran, tetapi gagal mencerna kebenaran itu, dan pengaruhnya tidak melekat. Mereka seperti anak-anak gadis yang bodoh, yang tidak memiliki minyak di dalam pelitanya. Minyak adalah simbol dari Roh Kudus, yang dibawa ke dalam jiwa melalui iman di dalam Yesus Kristus. Mereka yang dengan sungguh-sungguh menyelidik Kitab Suci dengan banyak berdoa, yang mengandalkan Allah dengan iman teguh, yang menuruti perintah-Nya, akan berada di tengah mereka yang dilambangkan dengan anak-anak gadis yang bijak.

RENUNGAN: SEORANG GURU KEBENARAN


Yohanes 8:31,32 -  "Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

      Yesus berkata, “Belajarlah dari-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati: dan jiwamu akan menemukan perhentian.” Yesus adalah Guru terbesar yang pernah dikenal dunia. Ia menyampaikan kebenaran dalam pernyataan-pernyataan jelas, lugas, dan ilustrasi-ilustrasi yang Ia gunakan adalah yang termurni dan tertinggi.
        Ia menempatkan kebenaran di tempat tinggi, agar seperti cahaya ia dapat menyinari kegelapan moral dunia. Ia menyelamatkan setiap mutiara kebenaran dari sampah peribahasa dan tradisi manusia, dan meninggikan kebenaran ke takhta Allah di mana kebenaran itu berasal.
      Jalan-Nya sedemikian berbeda dari jalan para ahli Taurat dan orang Farisi dan para guru agama, sehingga terlihat seperti batu nisan yang dicat putih, yang berpura-pura dalam kemunafikan terhadap agama, yang berusaha meninggikan diri sendiri oleh satu profesi suci, sementara di dalamnya penuh dengan kenajisan. Mereka tidak dapat menerima kesucian asli, semangat sejati bagi Allah, yang merupakan tabiat Kristus yang membedakan; karena agama sejati memantulkan roh dan kebiasaan mereka.
      Di dalam hati Yesus ada kebencian terhadap dosa. Mereka bisa saja menerima Dia sebagai Mesias kalau saja Ia semata-mata memperlihatkan kuasa mukjizat-Nya dan menahan diri dari memaparkan dosa, mengutuk hasrat jahat mereka, dan mengumandangkan kutukan Allah atas kemusyrikan mereka; tetapi karena Ia tidak memberikan tempat bagi kejahatan, meskipun Ia telah menyembuhkan orang sakit, membuka mata yang buta, dan membangkitkan orang mati, mereka tidak memberikan apa pun kepada sang Guru Ilahi selain penganiayaan, kecemburuan, iri hati, prasangka jahat, dan kebencian.


RENUNGAN: PARA PEKERJA

Matius 20:1,2 -  "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya."

       Kristus mengajar melalui tokoh dan lambang. Pada satu kesempatan Ia mengatakan perumpamaan dalam hal mengupah para pekerja untuk mengilustrasikan cara Allah berurusan dengan mereka yang mengabdikan diri sendiri pada pelayanan-Nya.
      Sudah jadi kebiasaan di Yudea bagi para pria di pasar, menunggu seseorang datang dan mempekerjakan mereka; dan di Eropa kebiasaan ini masih berlaku. Mereka yang perlu bantuan pergi ke pasar untuk menemukan para pekerja yang dapat mereka pekerjakan. Tuan dalam perumpamaan ini disebutkan pergi pada waktu-waktu yang berbeda untuk merekrut pekerja. Mereka yang dipekerjakan lebih dulu setuju bekerja untuknya dengan upah tertentu, sementara mereka yang dipekerjakan setelah itu, mempercayakan upah yang akan diterima sepenuhnya kepada si tuan rumah.
      “Jadi ketika malam tiba, tuan dari ladang anggur itu berkata kepada mandornya, panggillah pekerja-pekerja itu, dan berikan upahnya, mulai dari yang terakhir sampai yang pertama. Dan ketika mereka yang dipekerjakan pada jam kesebelas datang, mereka menerima setiap orang satu dinar. Tetapi ketika yang pertama datang, mereka mengira akan menerima lebih banyak; dan mereka masing-masing sama-sama menerima satu dinar.”
       Dengan kepercayaan yang mutlak kita harus tinggal di dalam Allah, dan biarkan hati bersandar di dalam Dia tanpa mempertanyakan apa upah kita kelak.
     Yesus ingin agar mereka yang terlibat dalam pelayanan-Nya tidak memburu upah, tidak juga merasa bahwa mereka harus menerima ganti rugi atas semua yang mereka lakukan. Tuhan mengukur hati dan upah dengan bijak, dan kasih yang murni, merendah seperti kanak-kanak membuat persembahan itu berharga pada pandangan-Nya.

Selasa, 24 April 2012

RENUNGAN: ORANG YANG KAYA


Lukas 12:16,17 - "Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku."

       Orang ini telah menerima segala sesuatunya dari Allah. Matahari diizinkan bersinar ke atas tanahnya; karena sinar itu sama-sama jatuh ke atas orang benar dan tidak benar. Hujan berkat dari surga jatuh ke atas orang jahat dan yang baik. Tuhan telah membuat tumbuh-tumbuhan berkembang, dan ladang menghasilkan buah, dan membuat hasil panen yang sempurna. Orang kaya itu bingung apa yang harus dilakukan dengan semua hasil tanahnya. Ia menganggap dirinya lebih disayangi dan memuji diri atas hikmatnya. Ia memiliki kekayaan besar, dan tidak melakukan hal tercela sebagaimana yang banyak dilakukan orang lain. Ia telah memperoleh hasil, bukan dengan berjudi, bukan dengan mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain; tetapi kekayaannya telah diperoleh melalui pemeliharaan Allah yang memberi hasil melimpah. Tetapi orang ini memperlihatkan sifat mementingkan diri, dan mempertunjukkan tabiat yang sebelumnya tidak diduga ada padanya.
    Ia tidak memikirkan Allah, Pemberi Agung dari segala berkatnya. Ia tidak menimbang pertanggungjawabannya kepada Allah. Kalau saja ia mengasihi dan takut akan Allah, ia tentunya akan memberikan ucapan syukur dan bersujud di hadapan Allah, berkata, “Beritahukan aku menggunakan hasil ini.”.
       Berapa banyak orang lapar yang seharusnya bisa diberi makan, berapa banyak orang telanjang yang diberi pakaian, berapa banyak hati yang disenangkan, berapa banyak doa dijawab untuk roti dan pakaian, dan sungguh satu melodi pujian dapat dia munculkan naik ke surga. Tetapi orang yang dibuat kaya mendadak itu menutup jiwanya kepada seruan-seruan orang yang membutuhkan; gantinya membagi-bagikan kelimpahan hasilnya untuk memenuhi kebutuhan mereka, ia berkata kepada para hambanya, “Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan. Aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.”.

RENUNGAN: TANTANGAN DAPAT MENGUNTUNGKAN KITA


Lukas 8:15 - " Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

      Bagaimana jiwamu sehat bila menjauhkan diri dari doa dan tidak memiliki hubungan dengan Kristus, Sumber dari segala terang rohani dan kehidupan dan kekuatan? Kita harus memiliki hubungan yang terus-menerus dengan Kristus, karena Dialah roti yang datang dari surga. Kemudian biarlah kita menjadi para pelaku Firman-Nya, dan kita akan memiliki kehidupan rohani dan kekuatan. Kita harus sering menempatkan diri sendiri di hadapan Allah sebagai pemohon, karena doa membawa jiwa ke dalam hubungan langsung dengan Allah melalui Yesus Kristus. Dialah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Jika orang-orang Kristen gagal, itu karena mereka tidak menuruti perintah Panglima mereka. Mereka tidak berjaga-jaga. Mengabaikan doa akan membawa bencana bagi jiwa, karena engkau akan dituntun berserah dengan gegabah kepada pencobaan.
       Kristus jangan dipersalahkan atas akibat kelalaian dan keragu-raguan. Ia yang memberikan nyawa-Nya kepada manusia berdosa menghargai nilai jiwa itu. Ia tidak akan pernah gagal melakukan bagian-Nya, tidak juga jadi kecil hati. Ia tidak akan pernah meninggalkan orang yang melakukan kesalahan, yang digoda dan dicobai dalam konflik. “Kasih karunia-Ku sempurna bagimu.” “Allah itu setia, yang tidak akan membuatmu menderita digoda di atas kesanggupanmu.” Ia menimbang dan mengukur setiap pencobaan sebelum Ia izinkan itu terjadi.
       Tantangan yang kita jumpai terbukti dapat berguna bagi kita dalam banyak hal. Jika dilakukan dengan baik, itu akan mengembangkan sifat baik yang tidak akan pernah muncul jika orang Kristen tidak perlu memikul beban apa pun. Dan iman, kesabaran, ketahanan, pikiran tertuju pada surga, percaya pada Pemeliharaan Ilahi, dan simpati yang tulus kepada orang berdosa, adalah hasil dari pencobaan yang dilalui dengan baik.

RENUNGAN: PARA PENDENGAR DI TANAH YANG BAIK


Matius 13:8 - "Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

       Sungguh satu penghiburan mengetahui bahwa sang penabur tidak selalu menemui kekecewaan. Benih itu kadang diterima ke dalam hati yang tulus. Para pendengarnya memahami kebenaran itu dan tidak menolak Roh Kudus atau menolak menerima pengaruh kebenaran dalam hati mereka. Mereka menerima kebenaran itu ke dalam hati, dan menyelesaikan pekerjaan mengubahkan atas karakternya. Mereka tidak mampu mengubah hati mereka, tetapi Roh Kudus menyucikan jiwanya yang menuntun kepada kebenaran.
       Hati yang baik tidak berarti hati yang tanpa dosa, karena Injil harus diberitakan kepada yang hilang. Yesus berkata, “Aku datang bukan untuk mencari orang yang benar, tetapi orang berdosa agar bertobat.” Orang-orang berdosa melihat diri mereka sendiri sebagai para pelanggar di kaca moral yang besar, hukum Allah yang kudus. Mereka memandang Juruselamat di Kalvari dan bertanya mengapa pengorbanan besar ini dibuat; dan salib itu menunjuk pada hukum Allah yang kudus, yang telah dilanggar. Untuk menyelamatkan para pelanggar dari kehancuran itulah maka Ia yang setara dengan Allah Bapa memberikan nyawa-Nya di Kalvari.... Hukum tidak memiliki kekuatan untuk mengampuni pelaku dosa; namun Yesus telah mengambil dosa-dosa para pelanggar itu ke atas diri-Nya, dan manakala seorang pendosa melatih iman di dalam Dia sebagai korban, Kristus mempertalikan kebenaran-Nya kepada yang berdosa itu.
       Sebagai hasil iman yang giat di dalam Kristus kita dibawa ke dalam peperangan moral dengan dunia ini. Jika kita maju dalam peperangan dengan hikmat kita sendiri, kemampuan manusiawi kita sendiri, maka kita sudah tentu akan dikalahkan; tetapi bila kita melatih iman yang hidup di dalam Yesus, dan mempraktikkan kesalehan, maka kita akan mengerti apa artinya disucikan melalui kebenaran, dan kita tidak akan dikalahkan dalam konflik itu, karena para malaikat surgawi berkemah di sekeliling kita. Kristus adalah Panglima keselamatan kita. Dialah yang memperkuat para pengikut-Nya untuk konflik moral yang mereka harus jalankan.

RENUNGAN: PARA PENDENGAR DI TANAH BERDURI

Matius 13:7 - "Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati."

       Di semak duri yang menghimpit benih yang baik, Sang Guru Agung menggambarkan bahaya yang ada di sekitar mereka yang mendengar Firman Allah; karena ada musuh di setiap sudut untuk membuat kebenaran Allah tidak berpengaruh. Semua yang menarik kasih sayang dari Allah, semua yang mengisi perhatian agar Kristus tidak memiliki ruang dalam hati, harus ditinggalkan jika benih kebenaran ingin berkembang dalam jiwa. Yesus berkata bahwa perkaraperkara dunia, kekayaan yang menipu, dan keinginan terhadap hal-hal lain, menghambat Firman, benih kerohanian yang sedang bertumbuh, agar dengan demikian jiwa tidak mendapat makanan dari Kristus. Kasih kepada dunia, kecintaan kepada kesenangan dan pertunjukannya, dan kesukaan kepada hal-hal lain menahan jiwa jauh dari Allah; karena mereka tidak menggantungkan semangat mereka, pengharapan mereka, sukacita mereka pada Allah. Mereka tidak mengetahui apa artinya memiliki sukacita Kristus yang menuntun kepada Mata Air kehidupan, memenangkan jiwa-jiwa kepada kebenaran.
       Ada banyak orang yang memiliki pengetahuan yang tidak sempurna tentang karakter Allah. Mereka mengira Dia itu keras dan sewenang-wenang, dan ketika fakta disampaikan bahwa Allah itu kasih, sulit bagi jiwa-jiwa ini menyingkirkan pemikiran mereka yang keliru tentang Allah. Tetapi jika mereka tidak membiarkan Firman Allah masuk, menggeser semak duri, maka tanaman berduri itu akan mulai bertumbuh lagi dan menghimpit Firman Allah yang baik itu; pengalaman keagamaan mereka menjadi kerdil, karena kejahatan dalam hati mereka akan menghimpit tanaman kebenaran yang lembut, dan menjauhkan suasana kerohaniannya.

Buku-buku Roh Nubuat: Buku-buku Roh Nubuat tulisan Ellen G White Dalam B...

Buku-buku Roh Nubuat: Buku-buku Roh Nubuat tulisan Ellen G White Dalam B...: PUJI TUHAN!!! Dari laporan download harian, terlihat banyak umat Tuhan men-download buku-buku Roh Nubuat untuk membaca dan mempelajari nya...

RENUNGAN: PARA PENDENGAR DI TANAH BERBATU


Matius 13:5 - "Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis."


      Benih yang ditabur di atas tanah berbatu menempati tanah yang tipis untuk menumbuhkan akar. Tanaman itu dengan cepat bertunas, tetapi akar yang lembut tidak dapat menembus ke dalam batu dan mendapatkan makanan untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman, maka ia segera mati. Sejumlah besar orang mengaku beragama dapat dilambangkan oleh para pendengar tanah bebatuan ini. Mereka adalah golongan yang dengan mudah diyakinkan, tetapi hanya berupa agama yang dangkal.
      Adalah bebrapa orang yang menerima kebenaran yang berharga dengan sukacita; mereka sangat bersemangat, dan mengekspresikan kekaguman bahwa semua orang tidak dapat melihat hal-hal yang begitu jelas bagi mereka. Mereka mendesak orang lain untuk menganut doktrin yang mereka rasa memuaskan. Mereka dengan tergesa-gesa menyalahkan yang ragu-ragu dan mereka yang dengan hari-hati menimbang bukti-bukti kebenaran, dan mempetimbangkannya dalam segala hal. Namun dimasa pencobaan, orang-orang yang antusias ini terlalu sering jatuh dan gagal.
       Sebagaimanan akar tanaman yang menembus masuk ke dalam tanah, mengumpulkan kelembaban dan nutrisi dari tanah, begitu pula orang-orang Kristen harus tinggal di dalam Kristus, menarik sari dan makanan dari Dia, sebagaimana ranting pohon anggur, sampai mereka tidak dapat berpaling dari Sumber kekuatanmereka oleh pencobaan-pencobaan.

RENUNGAN: PARA PENDENGAR DI PINGGIR JALAN


Lukas 8:5 -"Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis."

       Pertikaian besar antara Kristus, Panglima terang, dan Setan, panglima kegelapan, dihadirkan di hadapan kita dalam perumpamaan penabur ini. Sang Penabur itu adalah Putra Allah, atau orang yang dipercayakan untuk melanjutkan pekerjaan-Nya, karena dengan bekerja sama dengan Kristus, maka kita menjadi para pekerja bersama dengan Allah. Mereka yang oleh pelayanan pribadi membukakan Kitab Suci untuk orang lain sedang menaburkan benih yang baik, karena benih yang baik itu adalah Firman Allah
        Benih yang ditabur di pinggir jalan melambangkan Firman Allah saat jatuh ke hati para pendengar yang kurang memperhatikan, karena mereka yang akan menghasilkan buah harus merenungkan sabda Allah yang telah disampaikan kepada mereka. Sebagaimana burung-burung di udara siap memakan benih yang di pinggir jalan, begitu pula Setan digambarkan siap bersama para agen jahatnya yang tak terlihat untuk mengambil benih kebenaran Ilahi dari hatinya, kalau tidak ia akan tumbuh di sana dan menghasilkan buah sampai kehidupan kekal
       Setan dan para malaikatnya berada dalam kumpulan di mana Injil kerajaan dikhotbahkan. Meskipun para malaikat surga juga hadir untuk melayani mereka yang akan menjadi para ahli waris keselamatan, musuh senantiasa berjaga-jaga agar ia dapat mencegah pengaruh kebenaran itu. Dengan kesungguhsungguhan yang sama dengan kebenciannya, ia berusaha merintangi pekerjaan Roh Allah pada hati si pendengar, karena ia bisa melihat jika kebenaran itu diterima, ia kehilangan kendali terhadap korbannya, dan Kristus meraih kemenangan.
       Banyak orang yang hatinya sekeras jalanan berbatu, dan tampaknya usaha sia-sia menyampaikan kebenaran kepada mereka; namun meskipun logika mungkin gagal tergerak, dan ulasan sia-sia diyakinkan, biarlah pekerja Kristus datang dekat dengan simpati dan belas kasih seperti Kristus, dan jika mungkin kasih Kristus akan menundukkan dan melunakkan jiwa ke dalam kelemahlembutan dan penyesalan yang dalam.
       Sepanjang tahun-tahun pencobaan, Allah sedang menguji dan membuktikan hati semua orang, agar terlihat siapa yang menyediakan tempat bagi Yesus. Pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap jiwa ialah, Akankah engkau menerima kasih Allah yang mengampuni, yang menjadi obat bagi penyakit jiwa, atau akankah engkau memilih permusuhan bersama Setan, dan menuai malapetaka kesesatan mengerikan?

RENUNGAN: MASIH BANYAK HARUS KUKATAKAN KEPADAMU


Yohanes 16:12,13 - Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungn. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang."

      Tuhan Yesus memiliki kebenaran indah untuk diungkapkan di hadapan para murid, tetapi Ia tidak dapat memaparkannya kepada pikiran mereka sampai mereka berada dalam kondisi mengerti pentingnya yang Ia ingin ajarkan.
      Meskipun Ia mengungkapkan hal-hal besar dan ajaib kepada pikiran para murid-Nya, Ia membiarkan banyak hal tak diberitahukan, yang tak dapat dipahami oleh mereka. Pada pertemuan terakhir dengan mereka sebelum kematian-Nya, Ia berkata, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.”. Pemikiran-pemikiran duniawi, hal-hal duniawi, menempati ruang yang begitu luas di dalam pikiran mereka, sehingga saat itu mereka tidak dapat mengerti hal-hal mulia, sifat suci, dari kerajaan-Nya, meskipun Ia menguraikannya dengan jelas di hadapan mereka. Itu karena kesalahan penafsiran mereka sebelumnya tentang nubuatan, karena kebiasaan dan tradisi manusia, yang dipaparkan dan dijejali ke dalam pikiran mereka oleh para imam, sehingga pikiran mereka telah menjadi bingung dan terlanjur keras untuk menerima kebenaran. 
        Apakah yang Yesus tahan karena mereka tidak dapat memahaminya? Itu adalah kebenaran-kebenaran yang lebih mulia mengenai rencana penebusan. Kata-kata Kristus, yang akan diingatkan oleh Penghibur ke dalam pikiran mereka setelah kenaikan-Nya, menuntun mereka kepada pemikiran yang lebih berhati-hati dan doa yang bersungguh-sungguh sehingga mereka dapat memahami kata-kata-Nya, dan menyampaikannya kepada dunia. Hanya Roh Kudus yang dapat menyanggupkan mereka untuk menghargai pentingnya rencana penebusan. Pelajaran tentang Kristus, yang datang ke dunia melalui kesaksian ilham para murid, memiliki nilai penting dan jauh dari yang dapat diterima oleh pembaca Kitab Suci yang biasa. Kristus berusaha membuat pelajaran-Nya sederhana menggunakan perumpamaan. Ia berbicara tentang kebenaran-kebenaran Alkitab sebagai harta terpendam di ladang, yang ketika ditemukan seseorang, ia pergi dan menjual segala miliknya, dan membeli ladang itu. Ia menghadirkan permata-permata kebenaran bukan yang tergeletak di atas permukaan, tetapi terkubur di dalam tanah; sebagai harta terpendam yang harus dicari. Kita harus menggali permata-permata kebenaran yang indah itu, sebagaimana petani itu menggalinya.

RENUNGAN: POHON ARA YANG TIDAK BERBUAH


II Timotius 3:5 - Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

       Perlakuan Sang Juruselamat dunia kepada pohon ara yang tidak berbuah itu memperlihatkan bagaimana semua orang yang berpura-pura saleh akan diperlakukan. Pohon ini melambangkan orang-orang Yahudi, yang menolak menanggapi kasih Kristus. Kendati dengan semua keistimewaan dan kesempatan yang dianugerahkan, mereka hanya menghasilkan onak dan duri, tidak ada buah bagi kemuliaan Allah. Pohon yang terkutuk ini adalah perumpamaan bagi bangsa Israel, satu pelajaran yang paling mengesankan. Itu juga merupakan pelajaran kepada orang-orang yang mengaku mengikut Kristus di segala zaman. Menjangkau sepanjang masa, perumpamaan itu berbicara dalam bahasa yang jelas terhadap segala macam formalitas dan yang berpura-pura saleh yang tampil kepada dunia dengan pernyataan tinggi tetapi sama sekali tanpa kesalehan yang diakui Allah sebagai buah.
      Seperti pohon ara yang tidak berbuah itu, banyak yang memamerkan ranting yang penuh daun di hadapan Tuhan, dengan bangga mengaku umat yang menuruti hukum-Nya, sementara Allah yang mengerti hati mendapatinya tidak berbuah.
       Kita belajar dari Catatan Suci bahwa pohon ini, di mana tidak terdapat tandan buah tebusan, dipenuhi dengan daun hijau. Perhatikan kata-katanya: “Secara lahiriah menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya.” Kutukan bagi pohon ara tidak berbuah itu memiliki penerapan kepada para individual yang memperlihatkan kecenderungan hati yang tak diperbarui, dan kehidupan sehari-harinya bertentangan dengan iman mereka. Mereka tidak mewakili karakter Kristus kepada dunia, karena mereka tidak memiliki Kristus di dalam diri mereka.
       Juruselamat kita tidak pernah berpaling dari mereka yang sungguh-sungguh menyesal, betapa pun besar kesalahan mereka. Tetapi Ia membenci semua kemunafikan dan pertunjukan yang sia-sia. Mereka yang tidak berbuah, sungguh menyedihkan nasib mereka. Kutukan Allah berlaku atas kelompok yang menyembunyikan cacat dalam hidup mereka di bawah profesi kesalehan. Yohanes, penegur dosa yang berani dan tak gentar itu, yang datang untuk menyiapkan jalan bagi kedatangan Kristus yang pertama kali, mengatakan kepada orang banyak yang berkumpul untuk mendengarkan dia: “Oleh karena itu setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, ditebang dan dibuang ke dalam api.”

RENUNGAN: DUA ANAK LAKI-LAKI


Matius 21:28-31 - "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.  Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah."
       
      Dalam perumpamaan itu, anak yang menolak pergi menggambarkan dunia kafir, dan golongan yang berkata, “Baik” menggambarkan orang-orang Farisi. Kristus baru saja membersihkan Bait Suci dari mereka yang menodainya dengan perdagangan yang dilarang. Keilahian terpancar melalui kemanusiaan, dan orang-orang itu telah melihat kemuliaan dan kuasa Allah ditunjukkan di hadapan mereka.
       Dunia kafir mau menerima kebenaran; tetapi mereka yang memiliki terang yang demikian besar dan keistimewaan yang demikian indah, yang kepadanya dianugerahkan berkat-berkat duniawi maupun rohani, menolak pekabaran keselamatan. Mereka mengaku umat Allah. Mereka berkata, “Baik Bapa,” tetapi mereka gagal melakukan kehendak Bapa.
       Ketika undangan surga engkau dengar, apakah engkau berkata, “Ya, Tuhan, aku percaya kebenaran,” namun oleh perbuatan kehidupanmu memperlihatkan bahwa engkau tidak percaya? Apakah engkau menerimanya ke dalam hatimu? Apakah kekuatannya yang mengubahkan telah menahan jiwamu? Apakah kasih karunia yang menyucikan diwujudkan dalam tabiatmu?
       Hak istimewa setiap orang untuk berkata, “Aku akan melaksanakan semua perintah Panglimaku, dengan perasaan atau tanpa perasaan. Apakah yang Tuhan katakan padaku? Di manakah posisiku di hadapan Allah?” Segera setelah kita datang dalam hubungan yang benar kepada Allah, maka kita akan memahami tugas dan melakukannya.

RENUNGAN: PERJAMUAN BESAR

Lukas 14:16,17 - "Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap."

       Perumpamaan ini secara tepat menggambarkan kondisi banyak orang yang mengaku percaya dengan kebenaran yang ada. Tuhan telah mengirim undangan untuk datang ke perjamuan makan yang Ia telah sediakan bagi mereka dengan pengorbanan diri-Nya sendiri yang besar, tetapi daya tarik duniawi bagi mereka tampak lebih penting daripada harta surgawi. Mereka diajak untuk turut serta dalam hal-hal yang bernilai kekal, tetapi pertanian, ternak, dan daya tarik rumah mereka kelihatan jauh lebih penting daripada penurutan kepada ajakan surgawi sehingga mereka tidak menghargai daya tarik Ilahi, dan halhal duniawi ini dijadikan alasan atas ketidakpatuhan mereka kepada perintah surgawi, “Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap."
       Hati mereka dipenuhi dengan duri dan segala urusan kehidupan sehingga hal-hal surgawi tidak mendapat tempat. Yesus mengajak yang letih lesu dan berbeban berat dengan janji ketenangan apabila mereka mau datang kepadaNya. Ia menyuruh mereka agar menanggalkan beban berat segala kesibukan duniawi dan kebingungan, dan mengambil kuk-Nya, yakni penyangkalan diri dan berkorban untuk orang lain. Kelak beban ini terasa ringan. Mereka yang menolak menerima kelegaan yang Kristus tawarkan kepada mereka, dan akan terus mengenakan kuk cinta diri yang menyakitkan, mempekerjakan jiwa mereka sepenuhnya dalam rencana-rencana mengumpulkan uang untuk kepuasan diri, tidak mengalami kedamaian dan perhentian yang didapati dalam memikul kuk Kristus dan mengangkat beban penyangkalan diri dan kebajikan yang tidak memihak yang Kristus telah tanggung demi mereka.

Senin, 23 April 2012

Test Karunia Rohani.

Hidup Yang Terbaik: Test Karunia Rohani.:            TEST KARUNIA ROHANI Pedoman untuk menemukan Karunia Rohani anda janganlah dilihat sebagai suatu ujian.  Satu-satunya jawaban ya...

Kamis, 05 April 2012

RENUNGAN: HAK ISTIMEWA MEMBERI


I Petrus 4:10 - "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah."
 
       Tuhan telah menjadikan pria-pria dan wanita-wanita sebagai agen-agen- Nya, dan dengan hati yang dipenuhi kasih kepada Yesus, mereka harus bekerja sama dengan Dia dalam mengembalikan manusia dari kesalahan kepada kebenaran. Allah memberkati bumi dengan sinar matahari dan hujan. Ia menyebabkan bumi memberikan hasil melimpah untuk digunakan semua orang. Tuhan telah menjadikan kita penderma-Nya untuk menyalurkan karunia surgawi dengan membawa jiwa-jiwa kepada kebenaran. Para pria dan wanita membawa persepuluhan dan persembahan mereka kepada Allah, dan saat uang itu memenuhi perbendaharaan, para pekerja diutus untuk memajukan pekerjaan itu. Proses yang sama ini harus diulangi jika jiwa-jiwa dalam kegelapan akan dijangkau pada zaman ini.
     Keperluan pekerjaan sekarang ini menuntut biaya yang lebih besar daripada sebelumnya. Tuhan memanggil umat-Nya agar membuat segenap usaha untuk menyediakan biaya ini. Gantinya digunakan untuk memuaskan diri, biarlah uang mengalir ke dalam perbendaharaan Tuhan untuk memelihara mereka yang sedang bekerja menyelamatkan jiwa-jiwa yang akan binasa.
       Tuhan akan segera datang. Kita harus bekerja sementara hari akan berakhir, karena malam akan tiba di mana tidak ada yang dapat bekerja. Oh, banyak sekali yang telah kehilangan roh penyangkalan diri dan pengorbanan. Mereka telah menguburkan uang mereka dalam benda-benda fana. Ada jiwajiwa yang Allah berkati, yang diuji-Nya untuk melihat respons apakah yang mereka akan buat untuk pekerjaan Tuhan. Segeralah saudara-saudara, demi jiwamu jangan lagi rampok persepuluhan dan persembahan Allah.
      Roh pengorbanan yang sama yang menyediakan keselamatan bagi kita, akan tinggal dalam hati semua orang yang turut serta dalam karunia surgawi itu. Petrus berkata, “Karena semua orang telah menerima karunia itu, maka layanilah seorang akan yang lain, sebagai para penatalayan yang baik dari kasih karunia Allah yang berkelimpahan.” Yesus berkata kepada para murid-Nya saat mengutus mereka, “Dengan cuma-cuma engkau menerima, maka berikanlah juga dengan cuma-cuma.”
     Hendaknya semua orang melakukan segala sesuatu dalam kekuatan mereka untuk membantu, baik dengan kekayaan mereka maupun dengan doa mereka, meringankan beban menyelamatkan jiwa-jiwa yang sedang dilayani oleh para hamba Allah.

RENUNGAN: UNTUK LADANG-LADANG MISI


Matius 28:19- "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus".

       Gereja-gereja kita seringkali diminta pemberian dan persembahan untuk membantu usaha misionaris di dalam negeri dan memelihara pekerjaan misionaris di luar negeri. Dari setiap gereja, doa harus dilayangkan kepada Allah meminta bertambahnya pengabdian dan kemurahan hati. Mereka yang hatinya terjalin dengan hati Kristus akan senang melakukan apa yang mereka bisa lakukan untuk membantu pekerjaan Allah. Mereka akan bersukacita dalam pengembangan dan kemajuan yang berkesinambungan, yang berarti persembahan yang lebih sering diberi dan lebih banyak.
     Kita mungkin merasakan suatu keistimewaan menjadi para pekerja bersama dengan Allah dengan memberikan harta kita digunakan untuk melaksanakan maksud-maksud Tuhan di dunia. Semua orang yang memiliki Roh Kristus akan memiliki hati lembut dan simpati, dan tangan terbuka yang dermawan. Tidak ada yang benar-benar mementingkan diri bila tujuannya direstui Kristus.
     Renungkan segala keperluan ladang misi kita di seluruh dunia. Para misionaris kita bekerja keras dan sungguh-sungguh, tetapi seringkali pekerjaan mereka terhalang karena tidak adanya biaya, dan mereka tidak dapat diberikan fasilitas yang diperlukan untuk pekerjaan yang lebih besar. Semoga Allah membantu mereka yang telah dipercayakan harta duniawi ini untuk disesuaikan dengan rencana-Nya. Allah berkata kepada mereka, “Aku telah mempercayakan harta-Ku kepadamu agar engkau dapat menggunakannya untuk memajukan misi Kristen yang harus dilaksanakan baik jauh maupun dekat.”
       Allah akan mendorong para penatalayan-Nya yang setia yang siap memberikan segenap kekuatan dan pemberian Allah untuk digunakan sebaik mungkin. Saat semua orang mempelajari pelajaran memberi dengan setia kepada Allah apa yang menjadi hak-Nya, maka Ia melalui pemeliharaan-Nya akan menyanggupkan beberapa orang untuk memberikan persembahan yang melimpah. Ia akan menyanggupkan orang lain memberi persembahan yang lebih kecil; dan pemberian kecil dan besar diterima oleh-Nya jika diberikan dengan mata tertuju pada kemuliaan-Nya.

RENUNGAN: MEMINTA UNTUK MEMBERI

Markus 10:45 - "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

        Kristus terus-menerus menerima dari Bapa, agar Ia bisa sampaikan kepada kita. “Firman yang kau dengar,” kata-Nya, “bukanlah dari-Ku, tetapi dari Bapa yang mengutus Aku.” . Bukan untuk diri-Nya sendiri, tetapi untuk orang lain, Ia hidup dan berpikir dan berdoa. Dari waktu yang berjam-jam Ia gunakan bersama Allah, pagi demi pagi Ia membawa terang surga kepada mereka yang mendengar Dia. Setiap hari Ia menerima baptisan baru dari Roh Kudus. Setiap pagi dini hari, Allah membangunkan Dia dari tidur-Nya, lalu jiwa-Nya serta bibir-Nya diurapi dengan kasih karunia, agar Ia dapat memberi kepada orang lain. Kepada-Nya diberikan langsung kata-kata dari istana surgawi, kata-kata yang Ia ucapkan kepada yang letih lesu dan tertindas.
       Di sini Kristus menggambarkan sang pemohon yang meminta agar ia dapat memberi lagi. Sama halnya para murid harus mencari berkat dari Allah. Dalam memberi makan orang banyak dan ketika mengkhotbahkan tentang roti dari surga, Kristus telah menyampaikan pekerjaan mereka sebagai para perwakilan-Nya. Mereka harus memberikan roti kehidupan kepada orangorang. Jiwa-jiwa yang lapar menginginkan roti kehidupan akan datang kepada mereka, dan mereka akan merasa diri miskin dan tak berdaya. Mereka harus menerima makanan rohani, atau mereka tidak akan memiliki apa pun untuk diberikan. Tetapi mereka tidak boleh menyuruh satu jiwa pergi tanpa diberi makan. Kristus mengarahkan mereka kepada sumber persediaan. Dan tidakkah Allah yang telah mengutus para hamba-Nya akan memberi makan yang lapar, menyediakan kebutuhan mereka untuk pekerjaan-Nya sendiri?