Selasa, 28 Juli 2009

PEMBAHASAN AYAT-AYAT YANG SULIT

Mengapakah terjadi perbedaan penafsiran ayat-ayat Alkitab?

 Yesaya 53:6“ Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri”

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan penafsiran
Pertama bahasa, untuk mengetahui satu arti kata, kita perlu membaca bahasa aslinya yaitu bahasa ibrani, gerika, dan Aramic.
Yang kedua adalah masalah prosedur penafsiran Alkitab yang benar sesuai dengan disiplin ilmu Hermeneutics



Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat mempelajari Firman Tuhan, yaitu:
  1. Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak bertentangan satu dengan yang lain (Yoh 17:17)
  2. Menafsirkan Alkitab tidak boleh keluar dari konteksnya (Luk 1:3; Yes 8:20)
  3. Kita perlu mencek bahasa asli Alkitab (2 Pet 3:16)
  4. Kita harus lebih taat kepada Firman Tuhan daripada tradisi atau pendapat manusia. (Kis 5:29)
  5. Apa yang telah difirmankan oleh Tuhan tidak boleh ditambah atau dikurangi. (Ams 30:6; Ul 4:2)
  6. Biarlah Alkitab menafsir Alkitab itu sendiri (Sola Scriptural)
  7. Firman Tuhan adalah kekal (1 Pet 1:24-25).


I

Matius 15:11“Yang dimasukkan itu tidak menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut”
Masalah yang sebenarnya adalah ayat 2: “ Adat istiadat
- Bila makan tanpa cuci tangan, maka makanan itu akan menajiskan si pemakan

Jawabannya adalah Ayat 17-20
Makanan tanpa cuci tangan tidak menajiskan. Walau langgar adat, karena itu bukan Firman Allah tidak apa-apa.
Yang menjadi menajiskan ialah isi hati yang jahat yang keluar melalui mulut seperti orang Farisi, Yahudi.
Jelaslah bahwa Matius 15 bukan mempersoalkan makanan haram dan halal dari daging, tetapi mengenai adat.



II

Kisah 10:10-17 - “Allah mengatakan bangunlah Petrus sembelihlah dan makanlah.”
Tiga kali disebut, tapi Petrus tiga kali menolak, sebab aku belum pernah memakan yang haram dan yang tidak tahir …………….
Jawabannya ialah


“Setelah utusan Kornelius itu tiba…………..Roh Kudus memberitahu maksud khayal tadi.
Bukan mempersoalkan makanan daging yang haram dan halal. Tetapi karena Orang Yahudi menganggap sama najisnya makanan yang haram dengan orang di luar Yahudi. Maka tidak boleh bergaul serta menginjil pada mereka.
Jawab Petrus:
Sebagai maksud penglihatan itu ialah sejak saat itu tidak boleh lagi menganggap orang kafir itu najis dan injil bukan lagi monopoli Yahudi.

Kis 11:17,18 – Pertobatan dan keselamatan pada orang kafir yang bertobat.


III


1 Korintus 6:12 - “Segala sesuatu halal bagiku”
-Dalam bahasa Grika disebut Panta moi exestin. - Kata halal dalam ayat itu ialah exestin, dalam kamus bahasa Yunani ada 3 artinya yaitu: It is proper, permitted or lawful, it is possible. - Bila kita sesuaikan dengan konteks maka terjemahannya adalah it is possible. - Jadi terjemahan seharusnya adalah “Segala sesuatu adalah mungkin bagiku.”- Dengan demikian segala sesuatu adalah mungkin untuk dilakukan oleh Paulus tapi tidak semuanya berguna.
Maksudnya ialah
“karena ayat diatas adalah mengenai perzinahan, adalah mungkin bagi Paulus untuk melakukan perzinahan tapi tidak melakukannya karena semuanya itu adalah tidak berguna.”


IV
1 Timotius 4:4 - “ Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan satupun tidak ada yang haram”
Kata “ Haram” dalam bahasa Gerika adalah apoblhton
Kata kerjanya ialah apoballw yang artinya to cast or throw off.
Dalam Markus 10:50 kata apoballw diterjemahkan “menanggalkan
Jadi kata apoblhton yang diterjemahkan “haram” dalam 1 Tim 4:4 mengartikan: sesuatu yang dibuang, dilemparkan dan ditanggalkan, bukanlah “haram”
Terjemahan KJV untuk apoblhton ialah to be refused. Sedangkan dalam NIV ialah to be rejected
– Jadi kata refused atau rejected sangat berbeda sekali dengan haram.
– Segala yang diciptakan Allah adalah baik untuk maksud dan tujuan diciptakan
– Dengan kata lain, tidak ada satupun yang diciptakan Allah itu tidak berguna sehingga kita harus membuangnya. Namun tidak semua yang diciptakan Allah itu berguna dimakan.


V


Kolose 2:16 - “ Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman”
Bahasa Gerikanya: Mh oun tiV umaV Krinetw en brwsei kai en posei.
Kata en brwsei dan en posei artinya: in meat or in drink”
[ KJV].
- Menekankan cara-cara makan dan minum yaitu suatu tradisi yang diajarkan secara turun temurun.
- Ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan hukum Allah, yang melarang umat-Nya memakan daging haram.Melarang orang makan daging haram bukanlah hukum manusia melainkan hukum Allah. Akan tetapi cara-cara makan seperti membasuh tangan sebelum makan (Mat 15:2) adalah hukum manusia (adat istiadat)


VI


Roma 14:17 - “sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus”

Jika kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, apakah kita bebas memakan apa saja yang kita sukai? Tidak!
Rasul Paulus juga berkata I Korintus 10:31 - “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.

Lebih lanjut dalam I Korintus 6:20- “Muliakanlah Allah dengan tubuhmu”
Apakah Allah dimuliakan jika kita makan dan menyentuh yang haram? Tubuh harus selalu dijaga agar tetap kudus (I Petrus 1:15).



Kesimpulan:
 I Petrus 3:17 -“ Tetapi kamu, saudara-saudara yang terkasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu, waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tidak mengenal hukum, dan jangan kehilangan pegangan yang teguh.”
“TUHAN MEMBERKATI KITA”

Tidak ada komentar: