Jumat, 28 September 2012

RENUNGAN: SATU TELADAN TENTANG PERCAYA DAN DOA

Daniel 6:17 - “Berbicaralah raja kepada Daniel: ‘Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!".

       Karena berdoa kepada Allah, Daniel dilemparkan ke lubang singa. Tetapi Daniel terus berdoa, bahkan di tengah singa-singa itu. Apakah Allah melupakan hamba-Nya yang setia dan membiarkannya mati tercabik-cabik? Oh, tidak; Yesus, Panglima agung bala tentara surga, mengirim malaikat-malaikat Nya untuk mengatup mulut singa-singa yang lapar itu, agar hamba Allah yang penuh doa itu terasa damai di dalam lubang yang mengerikan itu. Sang raja menyaksikan pemeliharaan Daniel yang penuh mukjizat itu dan membawa dia keluar dengan kehormatan, sementara mereka yang telah bersekongkol menjatuhkan dia, dihancurkan seluruhnya, beserta istri dan anak-anaknya, dalam cara mengerikan yang telah mereka rencanakan bagi Daniel.

       Melalui keberanian moral dari satu pria ini yang memilih, bahkan dalam menghadapi kematian, untuk mengambil jalan yang benar bukan jalur politik, Setan dikalahkan dan Allah dihormati. Daniel adalah raksasa moral dan intelektual; namun ia tidak mencapai kebesaran ini seketika itu juga tanpa usaha. Ia terus-menerus mencari pengetahuan yang lebih luas, pencapaian yang lebih tinggi. Orang-orang muda lain memiliki keuntungan yang sama, tetapi mereka tidak seperti dia, menggunakan segala tenaga untuk mencari hikmat pengetahuan tentang Allah sebagaimana dinyatakan dalam Firman-Nya dan dalam pekerjaan-Nya. Daniel hanyalah seorang muda ketika dibawa ke istana kafir melayani raja Babel; dan karena masih sangat muda saat terpapar kepada segala macam godaan di istana Timur itu, ketahanannya yang agung terhadap kesalahan dan kesetiaannya terhadap kebenaran sepanjang kariernya lebih dapat dikagumi. Teladannya harus menjadi sumber kekuatan kepada yang dicobai dan digoda, bahkan pada zaman ini.

       Dari sejarah Daniel kita bisa belajar bahwa satu ketaatan yang ketat kepada tuntutan Allah akan terbukti merupakan satu berkat, bukan hanya pada kehidupan kekal kelak, tetapi juga dalam kehidupan yang sekarang ini. Melalui prinsip-prinsip keagamaan, kita dapat menang terhadap godaan Setan dan perlengkapan para pelaku kejahatan, meskipun itu meminta pengorbanan besar dari kita.

        Kita hidup di masa paling genting dalam sejarah dunia ini, ketika konflik terakhir antara kebenaran dan kesalahan sedang bergelora; dan kita memerlukan keberanian dan keteguhan mempertahankan yang benar dan kepercayaan yang penuh doa kepada Allah tidak kurang dari yang dilakukan Daniel.

RENUNGAN: PERUBAHAN PENUH MUJIZAT


Lukas 9:56 - “Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan manusia tetapi untuk menyelamatkannya” 

       Yohanes adalah murid yang dikasihi Yesus, karena ia percaya dengan penuh keyakinan dan mengasihi Tuhannya dengan tulus. Kasihnya kepada Kristus dicirikan oleh kesederhanaan dan semangat. Banyak orang mengira bahwa kasih kepada Kristus ini adalah sesuatu yang alamiah melekat pada karakter Yohanes, dan murid itu seringkali digambarkan oleh seniman dengan penampilan lembut, feminin, tetapi gambaran seperti itu tidaklah benar. Yohanes dan saudara laki-lakinya disebut “anak-anak guruh.” Yohanes adalah seorang berkarakter kuat. Ia memiliki cacat karakter, dan jika ada sikap meremehkan yang ditunjukkan kepada Yesus, membangkitkan kemarahan dan sikapnya yang ingin menyerang. Kasih-Nya kepada Yesus adalah kasih dari satu jiwa yang diselamatkan melalui kebaikan Yesus, tetapi dengan kasih ini ada sifat pembawaan karakter alamiah yang jahat yang harus ditaklukkan. Pada satu waktu ia bersama saudara laki-lakinya menuntut kedudukan tertinggi dalam kerajaan surga, dan pada waktu yang lain ia melarang orang mengusir roh jahat dan menyembuhkan penyakit karena ia tidak mengikuti para murid. Pada waktu yang lain, ketika ia melihat Tuhannya diremehkan oleh orang-orang Samaria, ia ingin mendatangkan api dari surga untuk memusnahkan mereka. Tetapi Kristus menegur mereka dengan berkata, “Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan manusia, tetapi untuk menyelamatkan mereka.”

       Dalam karakter dan ajaran Kristus, para murid mendapatkan ajaran sekaligus teladan, dan kasih karunia Kristus merupakan kekuatan yang mengubahkan, melakukan perubahan-perubahan yang ajaib dalam kehidupan para murid. Sifat pembawaan karakter alamiah, roh mengritik, balas dendam, ambisi, watak jahat, semua ada dalam diri murid yang dikasihi dan harus dikalahkan agar ia dapat menjadi perwakilan Kristus. Ia bukan hanya seorang pendengar tetapi pelaku Firman Tuhannya. Ia belajar dari Yesus untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati. Inilah hasil persekutuan erat dengan Tuhannya.

        Kita perlu senantiasa berjaga-jaga, karena kita sedang dekat dengan kedatangan Kristus, dekat dengan waktu ketika Setan harus bekerja “dengan segenap kekuatan dan tanda-tanda dan keajaiban berdusta, dan dengan segala kemampuan menipu; karena mereka tidak menerima kasih kepada kebenaran, yang dapat menyelamatkan mereka.” Kita harus menjadi seperti Yesus, yang adalah lemah lembut dan rendah hati, murni dan tak ternoda. Kita harus selalu ingat bahwa Allah ada di dekat kita, dan segala sesuatu, besar maupun kecil, ada di bawah kendali-Nya.

RENUNGAN: PERSEMBAHAN MARIA

Markus 14:6 - “Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku” .

       Pesta di rumah Simon mengumpulkan banyak orang Yahudi karena mereka tahu bahwa Kristus ada di sana. Mereka datang tidak hanya untuk melihat Yesus, tetapi banyak yang penasaran melihat dia yang baru dibangkitkan dari kematian. Mereka mengira bahwa Lazarus akan memiliki beberapa pengalaman ajaib untuk diceritakan, dan kaget ketika ia tidak memberitahukan apa pun. Namun Lazarus memiliki sebuah kesaksian indah untuk diberikan tentang pekerjaan Kristus. Ia telah dibangkitkan dari kematian. Ia adalah saksi hidup terhadap kekuatan Ilahi. Dengan jaminan dan kekuatan ia menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.

       Pada pesta itu Juruselamat duduk di satu sisi meja bersama Simon, yang telah disembuhkan dari penyakit menjijikkan, dan Lazarus, yang telah dibangkitkannya dari kematian ada di sisi lainnya. Marta melayani di meja itu, tetapi Maria mendengarkan dengan sungguh-sungguh pada tiap kata yang keluar dari bibir Yesus. Dalam kemurahan-Nya Yesus telah mengampuni dosa-dosa Maria, yang sangat banyak dan menyedihkan. Lazarus, saudara laki-laki yang disayanginya, telah dipanggil dari liang kubur dan dikembalikan kepada keluarganya oleh kekuatan Juruselamat; dan hati Maria dipenuhi dengan rasa syukur. Ia rindu melakukan satu kehormatan bagi-Nya. Dengan pengorbanan pribadi yang besar ia telah membeli satu buli-buli pualam berisi minyak berharga untuk mengurapi Yesus pada kematian-Nya. Sekarang, setelah memegang buli-buli itu di tangannya, ia dengan perlahan memecahkannya dan mencurahkan isinya ke atas kepala dan dahi Tuhannya.

        “Ketika para muridnya melihat itu, mereka marah dengan berkata, Untuk apakah pemborosan ini?” Yudas adalah yang pertama kali mengatakannya, dan yang lain mengikuti perkataannya. Yesus melihat Maria menyingkir dengan rasa malu, menduga akan mendengar teguran dari Dia yang ia kasihi dan puja. Tetapi sebagai gantinya ia mendengar kata-kata penghargaan. “Mengapa kamu menyusahkan wanita itu?” kata Kristus. “Ia telah melakukan suatu perbuatan baik kepada-Ku.” “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.” Kristus senang dengan keinginan Maria yang sungguh-sungguh melakukan kehendak Tuhannya.... Keinginan Maria melakukan pelayanan ini lebih berharga bagi Kristus daripada semua minyak berharga di dunia, karena itu mengungkapkan penghargaannya kepada Penebusnya. 

Kamis, 20 September 2012

Buku-buku Ellen G White Bahasa Indonesia dan Bahas...

The Last Message Of Mercy: Buku-buku Ellen G White Bahasa Indonesia dan Bahas...: Syaloom, Mengingat sangat penting nya buku Roh Nubuat tulisan Ellen G White (Wahyu 19:10) yang berisi "the Present Truth" atau "Kebenar...