Yohanes 15:16 - "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu."
Kristus menegur orang
Farisi atas sikap membenarkan diri mereka. Mereka memiliki kesempatan akan
diangkat ke surga, memiliki Kitab Suci, mengetahui Allah yang benar, tetapi
hati mereka tidak dipenuhi rasa syukur kepada Allah atas kebaikan-Nya yang
besar kepada mereka. Mereka tampil dengan kesombongan rohani, dan tema mereka
adalah diri sendiri “diriku sendiri, perasaan-perasaanku, pengetahuanku,
cara-caraku.” Pencapaian mereka sendiri menjadi standar untuk mengukur orang
lain.
Biarlah setiap murid
Kristus bertanya dalam kebersahajaan akal budi, Apakah yang harus aku lakukan
agar selamat? Jika dengan tulus ingin memahami, maka kita akan mengetahuinya.
Bukan karena kekayaan kita, pengetahuan kita, keunggulan posisi kita, maka Yesus
mengasihi kita dan memberkati kita, tetapi karena kita percaya kepada Dia sebagai
Juruselamat pribadi kita.
Agama bukan sekadar
menyeimbangkan kehidupan Kristen, namun tidak melakukan apa pun untuk
keselamatan jiwa-jiwa. Agama itu adalah melakukan perintah Kristus; berdiri
sebagai prajurit yang setia, bukan melakukannya untuk memperoleh keselamatan,
tetapi melakukannya oleh karena semua karunia yang tak selayaknya telah engkau
terima. Agama adalah melaksanakan rencana-rencana Allah, bekerja sama dengan
makhluk surgawi.
Jika kita ingin terus
mengenal Tuhan, maka pandangan kita akan meluas. Pikiran kita tidak akan
terpaku pada diri sendiri. Kita harus berdoa kepada Tuhan agar pengertian kita
diperluas, agar kita tidak hanya mengerti bahwa Yesus Kristus adalah pengganti
dan penanggung, tetapi bahwa kita adalah milik Kristus yang telah dibeli.
Paulus berkata, “Engkau dibeli dengan mahal,” dan menarik kesimpulan ini, “Oleh
sebab itu muliakan Allah dengan tubuhmu, dan dalam roh yang adalah milik
Allah.”