Rabu, 25 April 2012

RENUNGAN: PERNIKAHAN RAJA


Matius 22:2,3 -  "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang."

       Raja mengutus para suruhannya pertama kali kepada mereka yang disebut umat pilihannya. Tetapi mereka ini, yang sesungguhnya bermaksud memperoleh keuntungan duniawi, menyampaikan penolakan mereka dengan berkata, "mohon maklum aku tidak bisa hadir."
       Ketika golongan yang pertama dipanggil menolak undangan itu, raja mengutus para suruhannya ke jalan-jalan, di mana ditemukan mereka yang tidak begitu sibuk membeli dan menjual, menanam dan membangun.
       Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: ‘Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
       Ada orang-orang yang masuk untuk menikmati keistimewaan pesta kebenaran yang tidak makan daging dan minum darah Anak Allah. Mereka mengaku percaya dan mengajarkan Firman kepada orang lain, tetapi mereka melakukan yang tidak benar.
        Undangan yang ditolak oleh mereka yang pertama kali ditawarkan diberikan kepada golongan lain. Undangan itu diberikan kepada dunia kafir. Dan itulah kali pertama dinyatakan di “jalan-jalan”kepada mereka yang memiliki bagian aktif dalam pekerjaan dunia, kepada para pemimpin dan guru-guru di tengah umat manusia.
        Mereka yang memberikan pekabaran kemurahan terakhir kepada dunia berdosa hendaknya jangan melewatkan para pejabat. Hamba-hamba Allah harus mendekatinya sebagai mereka yang memiliki minat besar pada kesejahteraannya, dan kemudian memohon doa bagi mereka.
        Supaya kita tidak hanya memikirkan mereka yang besar dan punya keahlian, mengabaikan golongan yang lebih miskin, mereka yang berada dalam keadaan bersahaja, maka Kristus dalam perumpamaan tentang jamuan makan ini menyuruh para utusan-Nya untuk pergi juga kepada mereka yang ada di jalan-jalan, kepada orang miskin dan rendahan di dunia ini. Pekerjaan itu dilakukan untuk semua golongan

Tidak ada komentar: