Minggu, 18 Maret 2012

MENDAHULUKAN YANG TERUTAMA

Matius 5:14 - "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi."

       Hal-hal kekal harus membangkitkan minat kita dan harus dinilai sangat penting bila dibandingkan hal-hal duniawi. Allah meminta kita mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan jiwa. Kita harus mengetahui bahwa kita sedang menikmati kemurahan Allah, bahwa Ia tersenyum kepada kita, dan kita memang anak-anak Allah, dengan demikian Ia dapat bersekutu dengan kita dan kita dengan Dia. Kita tidak boleh berhenti sampai kita berada dalam posisi rendah hati dan lemah lembut sehingga Ia dapat memberkati kita, dan kita dibawa pada kedekatan yang kudus dengan Allah, di mana terang-Nya dapat bersinar atas kita, dan kita memantulkan terang itu ke sekeliling kita.
      
Kita tidak dapat memancarkan terang kepada orang lain untuk menarik perhatian mereka kepada hal-hal surgawi kecuali kita memiliki terang di dalam diri kita. Kita harus diilhami dengan Roh Yesus Kristus, atau kita tidak dapat memperlihatkan kepada orang lain bahwa Kristus pengharapan kemuliaan ada di dalam diri kita. Juruselamat harus diam dalam diri kita, atau kita tidak dapat memperlihatkan kehidupan-Nya yang penuh pengabdian, kasih-Nya, kelemahlembutan-Nya, belas kasih-Nya, kasih sayang-Nya, penyangkalan diri-Nya, dan kemurnian-Nya dalam hidup kita. Inilah yang benar-benar kita inginkan. Ini harus menjadi pelajaran dalam hidup kita, Bagaimanakah aku bisa menyesuaikan tabiat dengan standar kesucian Alkitab?
       Kristus telah mengorbankan keagungan-Nya, kemegahan-Nya, kemuliaan-Nya, dan kehormatan-Nya, dan demi kita Ia menjadi miskin agar melalui kemiskinan-Nya kita boleh menjadi kaya. Ia berkenan merendahkan diri pada suatu kehidupan yang rendah. Ia menjadi sasaran cemoohan. Ia dianggap hina dan ditolak manusia. Ia menanggung penghinaan dan ejekan yang paling menyakitkan, dan kematian dalam cara yang paling memalukan, agar Ia dapat mengangkat dan menyelamatkan putra dan putri Adam yang telah jatuh dari kesengsaraan yang tak berpengharapan. Memandang pengorbanan dan kasih ajaib yang tiada taranya ini diperlihatkan kepada kita oleh Penebus, akankah kita menahan seluruh pelayanan kita yang begitu lemah kepada Allah? Akankah kita menggunakannya untuk urusan bisnis atau kesenangan diri, waktu yang perlu kita sediakan bagi kegiatan keagamaan, untuk mempelajari Kitab Suci, menyelidik hati dan berdoa?


Tidak ada komentar: