Rabu, 25 April 2012

RENUNGAN: KEBUN ANGGUR TUHAN


Matius 21:33 - "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain."

       Satu gambaran tentang kebun anggur ini diberikan dalam Yesaya: “Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lubang tempat memeras anggur.”
      Gambaran ini melukiskan keuntungan dan kesempatan yang diberikan kepada bangsa Israel. Melalui Musa mereka menerima ajaran-ajaran dan perintah Ilahi. Allah memberikan mereka kekayaan dan kesejahteraan. Mereka memiliki semua keuntungan dunia dan rohani. Mereka dipagari oleh sepuluh hukum. Inilah yang membedakan Bangsa Israel dari setiap bangsa lainnya di muka bumi.
        Gereja adalah harta milik Allah yang istimewa, berharga di mata-Nya, dan dikasihi-Nya dengan kasih yang kekal. Si pengusaha membuat segala usaha agar kebun anggurnya mendapat perhatian yang terbaik. Tidak ada yang tidak dilakukan untuk membuat kebun anggur itu jadi satu kehormatan bagi si pemiliknya.
       Dengan api dan badai dan kematian, Ia yang Agung menebus umat-Nya, untuk memuliakan mereka sebagai para perwakilan-Nya yang istimewa. Ia mengeluarkan mereka dari negeri perbudakan. Ia memanggul mereka seolah di atas sayap burung elang dan membawa mereka kepada diri-Nya Sendiri, sehingga mereka boleh tinggal di bawah naungan Yang Mahatinggi. Kristus adalah pemimpin anak-anak Israel yang tak terlihat dalam pengembaraan mereka di padang belantara. Mereka menyaksikan pertunjukan paling ajaib dari kekuatan Allah ketika menyeberangi Laut Merah. Dan hari demi hari mereka berjalan di bawah tiang awan, simbol hadirat Ilahi.
      Dengan Pemimpin yang seperti itu, dengan pertunjukan kebesaran dan kekuatan-Nya seperti itu, anak-anak Israel seharusnya terilhami dengan iman dan keberanian untuk melangkah maju. Hanya dua dari mereka yang menyeberangi Laut Merah hidup sampai di tanah perjanjian.

Tidak ada komentar: