Markus 14:31 - “Sekalipun aku harus
mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau”.
Alasan mengapa banyak orang
yang mengaku murid Yesus, jatuh ke dalam pencobaan yang menyedihkan, adalah
bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang diri mereka sendiri.
Di sinilah letak kelemahan Petrus yang dengan mudah digoncang musuh.
Perhatikan jalan yang
dilalui Petrus. Kejatuhannya tidak seketika itu juga, tetapi perlahan-lahan.
Langkah demi langkah dijalani sampai si malang yang berdosa itu menyangkal
Tuhannya dengan kutukan dan sumpah.
Kokok ayam jantan
mengingatkan Petrus dengan perkataan Kristus, dan terkejut serta kaget, ia
berbalik dan memandang Tuhannya. Seketika itu juga Kristus memandang Petrus,
dan melihat pandangan sedih itu, di mana belas kasih dan sayang kepadanya
terpadu, Petrus mengerti dirinya sendiri. Dengan jelas perkataannya yang
percaya diri terlintas dalam benaknya, “Biarpun mereka semua tergoncang
imannya, aku tidak.” “Aku bersedia pergi bersama-Mu, baik ke dalam penjara, dan
kepada kematian. ” Namun ia telah menyangkal Tuhannya dengan kutukan dan
sumpah!
Tetapi Petrus tidak
dibiarkan dalam keadaan tak berdaya. Pandangan yang Kristus berikan kepadanya
membawa sinar pengharapan kepada murid yang bersalah itu. Di sana ia membaca
kata-kata, “Petrus, Aku menyesal untukmu. Karena kau telah menyesal dan
bertobat, Aku mengampunimu.” Sementara jiwa Petrus sedang mengalami penyesalan
yang demikian dalam, melalui pergumulan yang sedemikian hebat dengan agen-agen
Setan, ia mengingat perkataan Kristus, “Aku telah berdoa untukmu,” dan
kata-kata itu merupakan jaminan baginya. Dalam kejatuhan Petrus, di hadapan
kita terletak masalah individu kita sendiri. Sama seperti yang Petrus lakukan,
banyak yang mengaku mengikuti perintah Allah justru mencemarkan dan mencela
Sahabat terbaik mereka - Dia yang paling dapat menyelamatkan mereka. Tetapi Tuhan
mau menerima kembali mereka yang telah mencemarkan Dia oleh perbuatannya yang
tidak menuruti hukum.
Petrus berdosa terhadap
terang dan pengetahuan dan terhadap keistimewaan besar dan mulia. Kepercayaan
dirilah yang telah menyebabkan dia gagal, dan kejahatan yang sama inilah yang
sekarang bekerja dalam hati manusia. Mungkin maksud kita untuk menjadi benar
dan melakukan yang benar, tetapi kita sudah tentu akan salah kalau tidak
terus-menerus belajar di sekolah Kristus. Satu-satunya keselamatan kita adalah
berjalan dengan rendah hati bersama Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar