Minggu, 11 Maret 2012

MEMPERCAYAI FIRMAN BUKAN PERASAAN

Kolose 3:16 - “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain”.

       Firman Allah adalah fondasi iman kita, dan oleh sebab itu, dari Firman Tuhan itulah kita bisa memperoleh bukti tentang sikap kita di hadapan Allah. Kita tidak boleh membuat perasaan kita sebagai suatu ujian untuk melihat apakah kita disukai atau tidak oleh Allah, entah perasaan itu kita anggap mendorong atau tidak. Segera setelah kita mulai merenungkan perasaan, maka kita berada di tempat yang berbahaya. Jika kita merasa senang, maka kita yakin bahwa kita berada dalam kondisi yang disukai, tetapi ketika perubahan tiba, karena demikianlah akan terjadi, keadaan menjadi terbentuk sehingga perasaan depresi akan membuat hati sedih, kemudian kita akan secara alamiah dituntun untuk meragukan bahwa Allah telah menerima kita.
       Jangan agungkan perasaanmu, jangan digoyahkan olehnya, entah itu baik, jelek, sedih, atau senang. Firman Allah sajalah yang menjadi jaminanmu. Ada peperangan di mana setiap jiwa harus terlibat yang ingin memiliki mahkota kehidupan. Inci demi inci pemenang harus berjuang mempertahankan iman, menggunakan senjata Firman Allah. Kita harus menghadapi musuh dengan “Ada tertulis.”.
       Ketika musuh mulai menarik pikiran menjauhi Yesus, menjauhi kemurahan- Nya, kasih-Nya, kuasa-Nya, jangan menghabiskan waktu berharga untuk mempertimbangkan perasaan-perasaanmu, tetapi berlarilah kepada Firman. Dalam Kitab Suci, Kristus dihadirkan sebagai Dia yang bersama Allah menjadikan dunia. Ia adalah Terang dunia, dan tatkala kita para pencari terang mempelajari Firman, kita menemukan penerangan surgawi.

Tidak ada komentar: