Selasa, 24 April 2012

RENUNGAN: DUA ANAK LAKI-LAKI


Matius 21:28-31 - "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.  Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah."
       
      Dalam perumpamaan itu, anak yang menolak pergi menggambarkan dunia kafir, dan golongan yang berkata, “Baik” menggambarkan orang-orang Farisi. Kristus baru saja membersihkan Bait Suci dari mereka yang menodainya dengan perdagangan yang dilarang. Keilahian terpancar melalui kemanusiaan, dan orang-orang itu telah melihat kemuliaan dan kuasa Allah ditunjukkan di hadapan mereka.
       Dunia kafir mau menerima kebenaran; tetapi mereka yang memiliki terang yang demikian besar dan keistimewaan yang demikian indah, yang kepadanya dianugerahkan berkat-berkat duniawi maupun rohani, menolak pekabaran keselamatan. Mereka mengaku umat Allah. Mereka berkata, “Baik Bapa,” tetapi mereka gagal melakukan kehendak Bapa.
       Ketika undangan surga engkau dengar, apakah engkau berkata, “Ya, Tuhan, aku percaya kebenaran,” namun oleh perbuatan kehidupanmu memperlihatkan bahwa engkau tidak percaya? Apakah engkau menerimanya ke dalam hatimu? Apakah kekuatannya yang mengubahkan telah menahan jiwamu? Apakah kasih karunia yang menyucikan diwujudkan dalam tabiatmu?
       Hak istimewa setiap orang untuk berkata, “Aku akan melaksanakan semua perintah Panglimaku, dengan perasaan atau tanpa perasaan. Apakah yang Tuhan katakan padaku? Di manakah posisiku di hadapan Allah?” Segera setelah kita datang dalam hubungan yang benar kepada Allah, maka kita akan memahami tugas dan melakukannya.

Tidak ada komentar: