Matius 20:1,2 - "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya."
Kristus mengajar melalui tokoh dan lambang. Pada satu kesempatan Ia mengatakan perumpamaan dalam hal mengupah para pekerja untuk mengilustrasikan cara Allah berurusan dengan mereka yang mengabdikan diri sendiri pada pelayanan-Nya.
Kristus mengajar melalui tokoh dan lambang. Pada satu kesempatan Ia mengatakan perumpamaan dalam hal mengupah para pekerja untuk mengilustrasikan cara Allah berurusan dengan mereka yang mengabdikan diri sendiri pada pelayanan-Nya.
Sudah jadi kebiasaan di
Yudea bagi para pria di pasar, menunggu seseorang datang dan mempekerjakan
mereka; dan di Eropa kebiasaan ini masih berlaku. Mereka yang perlu bantuan
pergi ke pasar untuk menemukan para pekerja yang dapat mereka pekerjakan. Tuan
dalam perumpamaan ini disebutkan pergi pada waktu-waktu yang berbeda untuk
merekrut pekerja. Mereka yang dipekerjakan lebih dulu setuju bekerja untuknya
dengan upah tertentu, sementara mereka yang dipekerjakan setelah itu,
mempercayakan upah yang akan diterima sepenuhnya kepada si tuan rumah.
“Jadi ketika malam tiba,
tuan dari ladang anggur itu berkata kepada mandornya, panggillah
pekerja-pekerja itu, dan berikan upahnya, mulai dari yang terakhir sampai yang
pertama. Dan ketika mereka yang dipekerjakan pada jam kesebelas datang, mereka
menerima setiap orang satu dinar. Tetapi ketika yang pertama datang, mereka
mengira akan menerima lebih banyak; dan mereka masing-masing sama-sama menerima
satu dinar.”
Dengan kepercayaan yang
mutlak kita harus tinggal di dalam Allah, dan biarkan hati bersandar di dalam
Dia tanpa mempertanyakan apa upah kita kelak.
Yesus ingin agar mereka
yang terlibat dalam pelayanan-Nya tidak memburu upah, tidak juga merasa bahwa
mereka harus menerima ganti rugi atas semua yang mereka lakukan. Tuhan
mengukur hati dan upah dengan bijak, dan kasih yang murni, merendah seperti
kanak-kanak membuat persembahan itu berharga pada pandangan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar